20081201

Friendship never dies

###Setiap perpisahan apapun konteksnya pasti bikin sedih dan ada rasa gak enak. Apalagi kalau kita sudah punya teman sahabat yang akrab dan cocok di suatu tempat ternyata mendadak salah satu dari kita harus pindah kerja atau kota atau sekolah maka "perpisahan" itu tak terlelakkan. Kita lalu berfikir bakal jarang bertemu, jarang ngobrol lagi dengan sang sahabat gak seperti biasanya...
###Menurut saya, sebenarnya yang mengistilahkan "perpisahan atau separation" itu adalah kita sendiri, adalah definisi yg kita buat sendiri. Artinya bisa aja khan kalo kita mau atur pikiran kita untuk anggap itu bukan sebagai perpisahan?
###Salah satu sahabat terdekat saya namanya Dian Siswarini, si cantik berjaket merah, punya otak encer, tajam dan progresif , dan yg terpenting ibu dengan tiga anak ini hatinya sangat baik. Kami bertemu sekitar lebih 8 tahun lalu di perusahaan saya sebelum ini. Sekarang dia masih disana sebagai salah satu Direktur. Sekitar 2 tahun yll ketika teman2 mengadakan farawell party untuk saya, ternyata dia tidak bersedia datang. "Gak kuat, ntar sedih" katanya saat telpon saya dengan suara yg tertahan. Apakah lalu sebagai sahabat kami berpisah dan tak bertemu lagi?
###Kenyataannya, gak juga tuh. Tergantung gimana kitanya sih. Bahkan, lalu kami malah semakin akrab, dengan keterbatasan lokasi dan kesibukan masing-masing, bisa saja tuh kita atur untuk selalu saling kontak dan bertemu rutin. Si jelita iris anak saya yg besar aja bisa komentar bahwa mama dengan tante dian semakin akrab aja..Ngobrol kami juga semakin berkembang, dari soal kerjaan hingga urusan pendidikan anak2 dan domestik sebagai ibu. Foto di atas saat kita di Stockholm, Swedia bulan May 2008 di depan Istana yang dijaga ketat oleh penjaga yg tidak bisa diajak senyum (dian coba godain tapi bener2 gak mempan tuh.. malah lalu ngacungkan senjata hehe)
###Kalau suatu hubungan percintaan mungkin bisa berakhir, tapi persahabatan seyogyanya tidak mengenal perpisahan, ya gak?
###Salam sahabat,
Maya

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Bu May.. bagaimana kalau kita menjadikan hubungan percintaan itu sebagai hubungan persahabatan? langgeng gak ya? hmmmm **garuk2 kepala bingung sendiri**

Maya Soeharto mengatakan...

wah pertanyaannya agak sulit ("ikutan garuk2 kepala yg gak gatel"). Menurut aku sih bisa aja. Banyak couple yg krn satu dan lain hal gak bertahan dlm hub percintaan, eeh begitu mereka putus (pacaran/perkawinan), malah jadi bersahabat dan langgeng pertemanannya. Ada juga yang dari awal sudah ngerasa kalau ntar pacaran atau menikah ujungnya gak bakal cocok malah putus dan barabe, ya milih berteman saja karena ya itu tadi: friendship never dies.. Gimana bisa diterima atau ada pendangan lain yg lebih yahud? hehe