20081201

" It was a beginning of a new life"

Ini cerita bagaimana awalnya MIT berdiri, yaitu Boston Tech (1861-1916) dan kemudian berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka dunia.

"Fifteen students entered: May not this prove a memorable day"
"Boston Tech" was different. These first students along with the Faculty took a bold step: One that shape America's future as much as their own. For the next half century, they developed many new ways to blend the "useful arts" of industries of science and mathematics. They had a common belief that learning about the world required more than lectures: education also meant doing.
Student experimented, probeb, dissected, observed, recorded, and learned to draw conclusions making laboratories the hallmark of MIT"

Informasi ini dapat dilihat di MUSEUM MIT yang berisi berbagai sejarah, penemuan2, dan berbagai inovasi yg telah dihasilkan ( bioteknologi, robot, seni, fisika, kimia, science dsb). Menarik dan sangat bagus, pengujung akan bisa melihat dan menghargai sejarah dan karya2 dari mahasiswas maupun civitas akademika di seluruh fakultas di MIT. Saya punya beberapa foto yang insya Allah akan saya share agar teman-teman punya bayangan apa isi MIT Museum ini. Saat disana saya sempat terfikir bagaimana bila Universitas2 besar di negeri tercinta kita juga memiliki Museum dengan ide seperti ini. Selain sebuah legacy, juga bisa menumbuhkan apresiasi yg baik dari generasi selanjutnya untuk menghargai hasil karya pendahulunya, dan untuk terus gigih memperjuangan pendidikan Indonesia agar semakin baik dan berkualitas tinggi secara global

Mudah-mudahan bisa menjadi masukan dan bermanfaat

Salam perjuangan,
Maya

6 komentar:

Jawul mengatakan...

saya suka gambarnya..keren!!

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

di jaman keemasan Islam, Baghdad adalah kota sumber ilmu pengetahuan. Perpustakaan2 berisi buku2 ilmu pengetahuan yang tersebar dari matematika, astronomi, kedokteran, geologi, dll. Ketika itu Eropa masih diliputi masa kegelapan & kebodohan. Masa itu, khalifah menyuruh ilmuwan2 Islam untuk menerjemahkan buku2 filsafat yunani ke dalam bahasa parsi & arab dengan imbalan emas seberat buku yg diterjemahkan tsb. Baghdad adalah sumber ilmu. Museum sekaligus masa depan ilmu pengetahuan dunia ada di Baghdad. Sayang, Baghdad kemudian dihancurkan oleh bangsa Mongol yang kemudian menghancurkan perpustakaan2 dan membakar serta membuang buku2 tersebut ke sungai Tigris sehingga sungai tsb menjadi hitam karena tinta yg luntur. Ketika Eropa mulai memasuki era pencerahan, banyak ilmuwan eropa belajar dari buku2 ilmu pengetahuan Islam dan menerjemahkannya(bahkan ada yg menjiplak & mengakui sbg karyanya) lalu mengembangkannya sampai menjadi science & teknologi maju spt sekarang ini. Sementara umat Islam meninggalkan tradisi ilmu pengetahuannya dan tenggelam dalam dunia materialisme. Melihat museum MIT -- seperti yg di deskripsikan oleh Maya -- layaknya melihat terang dan gelap. Terang karena menunjukkan kemajuan teknologi yg melulu berdasarkan materialisme. Gelap karena ada tradisi ilmu pengetahuan yg berdasarkan spiritualisme (baca: tradisi Islam) yang telah lenyap karena tenggelam pada -- juga -- materialisme. It was a beginning of a new life..bisa juga diartikan untuk kembali pada tradisi ilmu pengetahuan yg berdasarkan nilai nilai spiritualisme. Apapun basis agamanya

Maya Soeharto mengatakan...

Hi Jawul, makasih komentarnya ya. Kasih feedback dong- persisnya apa yang bikin anda suka? eeh siapa tahu saya punya koleksi lain yang bisa pas dng selera anda. Kutunggu...thanks

Maya Soeharto mengatakan...

Hi Nathan, wah luar biasa komentar dan wawasan anda.. makasih telah memperkaya pengetahuan saya. Pertanyaannya bagaimana kita di Indonesia bisa memulai ilmu pengetahuan yang berdasarkan spiritualisme? Atau sudah ada yang memulai di sini?

Unknown mengatakan...

Bu May.. mungkin ketika kita akan memulai belajar sesuatu kita mulai dengan 1 pertanyaan utama dalam batin: "apakah ilmu yg akan kita pelajari & terapkan ini adalah ilmu yg disukai Tuhan?" Kalau Ya, maka ilmu tsb sudah mengandung unsur spiritualisme karena kita meenuntut ilmu untuk memperoleh ridho Tuhan. Untuk alat ukurnya Imam Ghazali memiliki 5 kriteria agar sebuah ilmu itu disukai Tuhan. Ilmu tersebut harus meningkatkan kualitas: (1) beragama (2) kesehatan/kehidupan (3) akal & ilmu (4) keluarga (5) harta. Ke 5 hal ini sebaiknya ada dalam ilmu yang kita pelajari. Misalnya kita belajar leadership, maka leadership tersebut harus menyinggung nilai2 kepemimpinan untuk membuat kehidupan beragama lebih baik, sekaligus memastikan kesehatan kita lebih baik, juga merangsang untuk terus belajar dst. Lingkupnya cukup dimulai dengan keluarga dulu.. sesudah itu bisa melebar ke tetangga maupun lingkup masyarakat yg lebih luas lagi.. kesimpulannya: Blog ini bisa digunakan untuk mulai belajar ilmu pengetahuan berdasarkan spiritualisme. Kenapa?Karena leadership, pendidikan & parenting termasuk dalam ke 5 kriteria di atas. Wallahualam Bissawab