20090606

Grateful Single Parent (1)



Dear Thania,

Mohon maaf saya baru sempet nulis lagi, jadi janjiku padamu barulah sekarang bisa diwujudkan…hehe.. Menjadi single parent memang tidak mudah, tetapi Alhamdulillah setelah dijalani percayalah banyak juga anugerahnya..Thania bertanya bagaimana menjadi single parent yg sukses?

Selama menjalani hampir 8 tahun, inilah beberapa learning sessons yg mudah2an bisa bermanfaat buat referensi bagi siapapun yg membutuhkan : (1-8)

1. Apabila Anda dng pasangan anda di dalam situasi pelik perkawinan dan berfikir untuk berpisah ( bercerai), pls pikirkan terlebih dahulu. Bila telah difikirkan masih juga berkeingingan berpisah timbul, pls pikirkan lagi… Terus begitu sampai paling gak beberapa kali, kalau masih gundah gulana, pikirkan lagi, dst hingga hati anda berdua mantap bahwa berpisah adalah jalan yg terbaik dari yg terburuk. Bagi yg islam lakukan istikarah, atau doa mohon petunjuk Tuhan juga bagi agama yg lain. Libatkan keluarga, dengan cara yg bijaksana dan waktu yg tepat.

2. Bila terasa sudah mantap. Dan anda merasa hidup rumah tangga sudah seperti bermain sinetron alias tidak genuine dan manis hanya untuk tontonan orang atau negative side sudah impact ke anak-anak, maka lakukan lagi istikarah dan bila sudah mantap, barulah jalani dengan bismillah..

3. Bila kenyataannya anda sudah berpisah dng pasangan anda terlepas apa alasan dan siapa yg menggugat, maka anda harus melihat ke depan: jangan lihat ke belakang lagi. Betul, kita harus belajar dari masa lalu dan pengalaman, tapi setelah belajar maka melangkahlah ke depan..

4. Bila perlu, di awal2 yg umumnya masih terasa berat, anda harus punya aktifitas yg jelas dan bermanfaat yg bisa membuat mengalihkan pikiran yg mungkin masih mumet ke hal yg lebih fokus dan berguna. Inipun dapat meningkatkan rasa percaya diri dan semangat untuk maju melihat ke depan.

5. Hindari banyak bicara dengan banyak orang tentang perpisahan kita dng pasangan, karena ini hanya akan memperunyam masalah dan menimbulkan banyak issue dan gossip yg mungkin bisa makan hati kita yg masih sensitive. Banyak bergerak, aktifitas, olah raga yg secara fisik menguras tenaga sehingga saat malam kita yg telah lelah fisik akan mudah tidur.

6. Bila memiliki anak, maka ada baiknya sebelum berpisah have a dialog dng anak dng menggunakana bahasa dan penjelasan yg sesuai dng usianya. Teknik2nya ada tersendiri. Yg jelas sampaikan bahwa OT berpisah bukan karena kesalahan mereka ( menurut research banyak anak2 mempersepsikan bhw perceraian OTnya adalah karena kesalahan mrk.) Ini perlu diluruskan dengan jelas mengatakan bukan krn kesalahan anak2. Dan sampaikan juga, bahwa walau sudah tidak satu rumah tangga, anak2 akan mendapat kasih sayang dan perhatian yg sama hangatnya dari ibu dan ayahnya. Sebaiknya kedua OT bersama2 dlm menyampaikan, tidak sendiri2 dan jangan saling memperburuk satu sama lainnya, untuk menjaga anak2 tetap respek kpd kedua orang tuanya.

7. Kemandirian sangat perlu, baik secara fisik, financial maupun emosi. Kedekatan kepada Tuhan semakin kritikal dan teramat penting. Anda bertanggung jawab terhadap diri anda sendiri dan anak, apabila anak ikut dengan anda, juga terhadap urusan domestic dari A-Z. DIsini perlunya system support dari keluarga besar yang perlu mengisi atau mendukung saat kita membutuhkan. Hati2 menerima bantuan dan ketegantungan terhadap pihak lain yg bukan keluarga, kecuali kita mengetahui bahwa niat bantuan yg diberikan itu benar2 genuine dan bukan ada udang di balik rempeyek or sepertinya serigala tapi berbulu domba hahahaa….you know what I meant right? Hehe…

8. Tanggung jawab anda yg dari A-Z ini sepertinya terasa berat, ya mungkin, Tapi sebenarnya pengalaman gue menunjukkan bahwa tiap masalah ada jalan keluarnya…asal kita niat dan serius dalam menjalani, tetap selalu dekatlah padaNya, jangan pernah putus sedetikpun.

Next : Apa asiknya being a single parent?

Semoga sharing yang masih sebagian ini bisa manfaat buat thania dan semua…

Salam from a grateful single parent,
Maya

Tidak ada komentar: