20090720

8 Tips & Reflections - After Bombings..



Friends,

Sayang sekali ya kenapa harus terjadi bom lagi dalam situasi Indonesia yg sudah stabil, tenang dan mulai mantap dipercaya dunia International. Indonesia boleh dibilang termasuk dalam sedikit negara yang relatif mampu bertahan menghadapi krisis global yg melanda dunia. Sementara banyak negara di dunia yg lebih kuat tergoncang secara ekonomi, termasuk negara – negara tetangga.

Buat gue yg kebetulan kerja di perusahaan global dengan country units di lebih 250 countries, perkembangan dan penurunan ini amat terasa, lebih nyata dari denyut nadi di tangan kita.. Setiap saat dapat dilihat di depan mata data perkembangan market dan bisnis terutama untuk negara-negara South East Asia yg lain…

Lebih 2 tahun ini gue pribadi merasa Indonesia gak hanya mengalami perkembangan positif di mata dunia international dengan upaya pemberantasan korupsi, tetapi mulai terasa kestabilan dalam berbagai bidang : ekonomi, politik dan bisnis, dll. Hal ini membawa hawa segar tersendiri buat gue sejalan dengan peningkatan prestasi perusahaan tempat gue kerja dibanding dengan negara2 lain akibat positifnya iklim Indonesia. Penghargaan yg kami terima membuat gue bersyukur dan bangga menjadi orang Indonesia, berkaitan dng indicator performance yg jelas dan konkrit: Kontribusi thd total South East Asia ; Net Sales; Margin, Profit; dengan Rangking yg melonjak dari di bawah 10 besar menjadi 5 besar Dunia!, Alhamdulillah

Kelancaran sebuah perusahaan beroperasi dan melakukan ekspansi, sangat tergantung dari tingkat kepercayaan investor asing, market dan perkembangan industri yang lain. Persepsi atau citra akan Indonesia yg damai, stabil, dan kondusif menjadi faktor kunci. Selama ini cukup banyak yg telah dilakukan masyarakat, instansi, perorangan, pemerintah, swasta sesuai dengan peran dan kemampuan masing-masing.

Jalan lebar menuju sukses dengan citra Indonesia yg stabil, damai, dan bebas korupsi tampaknya masih harus menghadapi ujian berat: Jumat July 17th 09 sekitar 7.45AM dan 7.48 AM…terjadilah : BOM!! 2 bom di JW Marriot; 1 bom di Ritz Carlton Htl. Saat ini yg meninggal 9 orang, dan sekitar 70-an korban luka-luka. Semoga Tuhan YME memberikan kesabaran dan kekuatan kpd keluarga korban.

Benar-benar amat disayangkan..Sebuah tragedi kemanusiaan dan kemuduran yg mudah2an tidak menggeser kepercayaan asing terhadap Indonesia ke titik minus. Walau hari ini sudah mulai teridentifikasi, tapi siapa kepastian pelaku dan motifnya masih harus terus diselidiki. Semua memiliki pendapat, fakta dan asumsi masing-masing. Ayuk kita serahkan dan percayakan kepada aparat berwenang untuk menyelidikinya dan mengadili para pelaku sesai hukum yg berlaku secara jelas dan tuntas.

Sebagai bangsa yang beragama. kita tentu mengetahui bahwa Agama apapun melarang keras pembunuhan dan tindakan bunuh diri. Agama mengajak perdamaian, Islam sendiri mempunyai makna : “Selamat” sebuah gabungan rasa tenang, aman (jiwa, raga, spiritual) dan damai/ bahagia dunia akhirat. Allah SWT Yg Maha Sempurna dan Pencipta manusia saja sangat menyayangi dan mengasihi kita para umatNya. Lha, kenapa justru manusia yg lemah, gak bisa hidup sendiri dan saling membutuhkan ini malah tega membunuh? Bukannya malah saling menjaga ? Sebuah pertanyaan yg terkesan polos tapi sangat basic dan tidak mudah dijawab.. he.he…

Buat gue, berikut refleksi dan pembelajaran yg bisa diambil dalam peristiwa tragis bom jumat lalu:

1. Kita harus lebih bersatu lagi. Jangan kasih kesempatan celah untuk masuk unsur yg bisa memecah belah semangat Indonesia bersatu. Dan ini menuntut peran aktif dan komitmen nyata dari pemimpin, pimpinan berbagai sektor maupun golongan dan tokoh masyarakat kita. Ini critical challenge kita yg utama. Masing2 diri kita perlu bertanya pada diri sendiri dulu: bagaimana gue memulainya ya? Alhamdulillah setahun ini gue terlibat dalam kegiatan multisektor yg menghasilkan prototype nyata untuk perbaikan masyarakat dan negara Indonesia, difasilitasi oleh UID dan MIT-Sloan. InsyaAllah gue teruskan… Gimana kalo teman2?

2. Perilaku negatif kerap muncul karena lingkungan memberi kesempatan. Gimana kita bikin lingkungan sehingga teroris ga bisa tumbuh di negara tercinta? Cukup gak kalo hanya dengan bikin iklan di semua media di Indonesia dng teks: “ Tidak ada tempat sedikitpun untuk terorisme di negeri ini “ hmm gak ya? he..he. Mungkin gue akan lihat lingkungan dalam konteks gue : keluarga, komuniti rumah..dan pendidikan nilai2 penting apa yg perlu ditanamkan bagi anak2 dan generasi muda. Karena kalo yg tua kita cenderung udah kristalisasi alias bebal..he..he

3. Agar tidak memperkeruh suasana yg sudah keruh, jangan berangkat dari asumsi, tapi gunakan fakta-fakta dan tetap rasional. Keputusan yg diambil saat2 genting sangat kritikal, untuk menjaga akurasi dan obyektifitas maka pengambilan keputusan perlu dikawal dengan akuntabilitas sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Buat gue, lihat2 dulu apa topic dan relevansinya, dan siapa yang bicara. Apakah expertise nara sumber sesuai topiknya. Gue merasa perlu menyaring karena kalau lagi heboh begini kecenderungannya semua orang ingin ikut angkat bicara.

4. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, perlu mendapat support dan dibantu oleh segenap masyarakat. Benar bahwa kita perlu percayakan sebuah pelaksanaan tugas kepada perjabat resminya. Namun, menurut gue nih masyarakat kita perlu diarahkan dan diberikan edukasi untuk mampu bersikap lebih asertif, produktif dan mandiri, karena merekalah yg sebetulnya titik penting dalam penditeksian awal, pengamanan terpadu dan pencegahan dini. Mulai dari mana? Mulai dari action apapun yg bisa kita lakukan saat ini sesuai peran dan kemampuan kita. Contohnya ya gue punya sedikit ide yg lalu gue share spt ini..ee siapa tahu bisa bermanfaat.

5. JW Marriot dan Ritz Carlton terkenal dengan penjagaan yg sangat ketat. Tapi kok bisa lolos ya? Demikian bbrp pertanyaan.. Buat gue ini sebuah feedback bahwa bila kita sudah merasa menjadi “yang paling hebat” , hati-hati dan jangan lengah!! Boleh jadi itu justru titik awal terjadinya “goncangan” or “kehancuran”. Dari beberapa pengalaman perusahaan besar dunia maupun dalam konteks pribadi, saat inilah justru saat yg paling rawan dan bersiaplah lebih antisipatif akan “serangan” dari pihak lain…

6. Bikin gue lebih menghargai lagi petugas sekuriti yg begitu sabar menscreeening ketika kita masuk di gedung perkantoran, commercial areas atau Mall. Gue akui kadang gue dalam hati rada sedikit gerutu saat di pintu parkir area tersebut, para sekuriti menggeledah mobil dan membuka semua pintu mobil, kecuali kap mesin. Lalu apa yg perlu kita perbaiki dng system keamanan? Gimana dng sekuriti di bandara? Beda gal dengan kita di Cengkareng? Kalo kita masuk ke Singapore itu khan ketat banget, laptop dibuka, cairan dikit apapun dilarang. Bahkan waktu gue ada perjalanan dinas dan pribadi ke Eropa, the States, Cebu wah imigrasinya super ketat…termasuk sepatu di suruh buka..untung kaos kaki gak bolong..he..he. Hmm apa actionnya ya? Ah berarti kalo melewati pintu detector pemeriksaan, gue harus lebih sabar, kasih senyum dan so pasti dilarang gerutu (walau dalam hati)

7. Gue mesti membekali anak2 gue dengan general emergency tips, just in case. Mulai dari yg sederhana, misalnya bila terjebak macet di jalan stuck total shg bisa kelaparan dan HP mati, etc. Yg penting cara penyampaiannya : tenang, informasi secukupnya, gunakan bahasa sesuai usianya, lebih dialog dua arah bukan instruksi, suasana mesti nyaman dan santai shg gak terkesan serius dan berat.

8. Semakin yakin bahwa manusia sesungguhnya tidak berdaya, dan hanya kepada Allah-lah tempat kita bergantung.

Semoga gue mampu istikomah menjalani dengan baik pembelajaran ini, dan mudah2an ada manfaatnya utk teman2 semua. Amin.

Bismillah

Salam Indonesiaku damai,
Maya

Tidak ada komentar: