20090714

Hidup itu Naik Turun Berputar Berbalik...



Friends,

Setiap manusia boleh jadi jalan hidupnya berbeda-beda...Layaknya seperti alam. Ada yang sama serumpun, juga ada yg berbeda. Kadang perbedaan itupun dalam kacamata kita sebagai manusia, yg bia jadi hakikinya adalah sama. Atau sebaliknya, persmaan itu hanyalah tanggapan manusia yg terbatas, yg mungkin kurang mampu melihat adanya perbedaan dibalik ciptaan Tuhan Yang Maha Teliti nan Sempurna.

Nggak. kali ini gue gak mengkaitkan atau berbicara dalam agama. Walau sesungguhnya di dunia ini tidak ada yg tidak berkaitan dengan agama, menurut gue yg bisa salah.

Semua orang bicara tentang pemimpin. Negara kita juga baru saja mendapat pemimpin baru stok lama he..he.. Lanjutkan! Lebih Cepat Lebih Baik, asal tepat! hehe...dan yg penting harus : Pro Rakyat! kkk...

Pemimpin juga manusia. Your bos juga adalah manusia. Driver kita juga manusia. Anak kita yg begitu kita cintai serasa kita ingin miliki dan dekap terus seperti boneka, juga sosok manusia. Office boy/girl yg begitu telaten dan ramah memvacum kapet, ngelap perabot di kantor gue tiap pagi adalah manusia..Orang asing yg sering dianggap lebih pintar dan bisa nyelesaikan masalah padahal banyak orang local yg juga pintar dan potensial, juga sama2 manusia.

Tapi pertanyaannya: mengapa kita kerap bersikap berbeda terhadap tiap orang?

My friends,

Gue nggak bermaksud menasehati ataupun membahas pertanyaan di atas. Teman2 tentu lebih mengetahui, silahkan menjawab sendiri. Cuma ada sedikit insight yg begitu sering gue lihat dalam fenomena kehidupan manusia...

Hidup itu memang naik turun,...dia harus naik supaya bisa turun..dan harus ada turun supaya bisa naik...dan seterusnya..

Hidup berputar seperti roda kehidupan. Sekian bulan yll kita berada tepat di atas, maka bulan kemudian bisa jadi kita sudah bergeser, bahkan bisa mulai menurun. Apakah itu jelek? Apakah itu sebuah kegagalan?

Tidak. Menurut gue bukan sebuah kegagalan. Roda tadi harus menurun, agar memberi ruang dan energi untuk siap menanjak lagi.

Hanya manusialah -- karena memang kita ada kelemahan dan keterbatasan --- yang melebel keberhasilan bisa di atas dan adalah sebuah kegagalan bila saat ini kita sedang berada di titik rendah/bawah..

Jangan terkecoh demikian anak2ku yg begitu kucinta mbak Is dan Ade..
Atas - bawah, Naik dan Turun -- semuanya adalah kacamata kita biasa sebagai manusia.
"It is how you see it that determines your future" - kata seorang pembual dari gudang peluru hehe..

"Beauty is in the eye of the beholder" -- Dan sebetulnya kita bisa leluasa untuk memilih mana persaaan yg paling membantu kita untuk menjadi orang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

Tidak gampang utk selalu melihat positif, untuk selalu melihat kita lagi "di atas"padahal kita sedang "merangkak di bawah". Tapi bukan tidak mungkin, karena utk apa dari awal Allah swt menganugerahkan akal? Dan hanya "manusia" lah yg diberi akal, dibanding dng makhluk2 Tuhan yg lain.

Satu kunci, menurutku yg paling berat adalah saat proses mulai menjatuh, atau saat kita benar2 lagi puncak/in the top" Why?

Karena di dua titik itulah saat2nya kita perlu ekstra kesabaran.

Kesabaran untuk menerima dng ikhlas bahwa sedang proses menurun, dan tidak kehilangan keyakinan dan kepercayaan diri bahwa kita kuat mental dan ada yg akan menolong kita dari sisi yg tidak diduga2....

Atau saat kita benar2 sdh di puncak yaitu dperlukan kesabaran untuk tidak sombong dan takabur merasa semua orang membutuhkan dirinya, sehingga dia seperti menutup matanya sendiri merasa menjadi orang yg paling hebat diantara orang yg bodoh. Seperti kisah dongeng klasik : " Emperor has no cloth " Naudzubillah.

Gue juga masih perlu banyak belajar soal ini. Bagaimana bisa sesuatu yg sangat fundamental justru terkadang malah dilupakan, disibukkan mengejar yg asesoris...? Apa yang dicari sebetulnya?

Jawaban terhadap itupun bisa jadi keluarannya beragam. Tidak perlu kita memaksa diri untuk selalu sama satu sama lainnya. Kembali ke alam, justru hidup dan indahnya alam karena keberagaman yg malah menimbulkan keserasian yg harmonis. Seperti perempuan dan lelaki jelas beda. Ayah tercinta almarhum jelas sifat karakternya berbeda dng ibuku tersayang. Anak gue yg besar jelas ada perbedaan sifat dng adenya, kadang malah bertolak belakang. Tapi itulah yg membuat mereka tetap akrab dan kelihatan sekali saling sayang, alhamdulillah. Mungkin. Wallahualam.

Pointnya disini adalah apapun kondisi yg sedang kita alami saat ini, adalah memang ini diperlukan untuk kita bisa mendapat manfaat lebih besar lagi di kemudian hari, sejauh kita berfikir positif tidak memaksakan kehendak dan bersabar....setuju?

Wallahualam.

Semoga insight simple ini manfaat, terutama utk dua kekasih hatiku ...gue sendiri and all friends..

Salam roda kehidupan,
Maya

Tidak ada komentar: