20090315

3 Prinsip Mendidik Anak




Friends,

Pernah denger gak ada sekolah menjadi orang tua? :) Atau universitas yang mengeluarkan lulusan menjadi orang tua terbaik hehe...Kalo ada menurut gue mungkin bakal penuh diminati banyak calon ibu-bapak, atau pasangan muda yang baru berumah tangga :)... Atau malah sepi ? karena jadi orang tua emang gak ada rumus bakunya ya? hehe...

Menurut gue setiap orang tua memiliki proses dan pengalamannya masing2 dalam mendidik anak. Dan yang paling mengetahui cara menyelesaikan masalah anaknya yg paling pas ya biasanya orang tuanya hehe...tapi pertanyaannnya orang tua yang gimana? Jawabannya sederhana: 1. orang tua yang dekat dengan anaknya ( gak semua orang tua "dekat" dengan anaknya lho..hehe) dan 2. memiliki ilmu / pengetahuan dalam mendidik anak, dari berbagai buku, bacaan, majalah, koran dan referensi2 lain yang sudah bisa ditemui di hampir semua tempat dan pelosok.

Tadi pagi dalam sesi di komunitas mesjid dekat rumah, saya ditanya bagaimana mendidik anak dengan baik? Kita bisa menjawab mulai dari referensi agama yaitu bagaimana Nabi Muhammad SAW mendidik anak-anaknya dan bagaimana nasihat Luqman dalam mendidik anak; maupun referensi psikologi dengan berbagai teori-teori dari tokoh anak dan perkembangan, tahapan2 perkembangan anak2 mulai dari bayi(infancy) sampai remaja (adolesence)maupun perkembangan kognisi ( otak), sosial emosional, spiritual dan moral maupun menggunakan approach multiple intelligence..

Namun saya memilih jawabanan yg simple (tanpa maksud membuat simplistic). Berdasarkan pengalaman nyata gue, ada 3 prinsip dasar:

1. Cinta. Mendidik/mengasuh anak dengan cinta - Buat anak merasakan betapa kita mencintai mereka. Gunakan kata2 yang lembut dalam memberi nasehat. Karena kata2 yg lembut lebih diterima hati. Kata2 keras dan kasar kesannya ampuh tapi biasanya sifatnya sementara dan tidak mendalam. Anak yg dikerasi kalau patuh lebih karena takut, bukan karena hati yg tergerak. Da kalau mereka takut, jangan heran bila mulai berbohong dengan kita untuk mengindari kemarahan orang tua dan kompensasi rasa takut itu. Anak yg sedari kecil ( balita) merasa dekat dan dicinta orang tua, kelak saat remaja walau mereka banyak bermain keluar dengan teman2nya dan mandiri, namun kalo ada masalah yg mereka tak mampu biasanya hatinya akan ke kita. Sebaliknya bila baru saat remaja kita berupaya dekat, maka sudah terlambat dan akan susah karena orientasinya sudah berubah. Semakin kita mencoba dekat biasanya mereka malah " lari" ke teman2nya atau orang luar. Oleh marena itu ekspresikan rasa sayang dan cinta selalu ke anak2 dari awal sehingga mereka hatinya dekat dengan kita.
Dengan cinta berarti kita juga memberikan peraturan dan aturan main yang jelas dan tegas, yang disesuaikan dengan usianya dan seiring dnegan kemampuan2 lainnya secara holistik.

2. Natural. Alamiah. Belajarlah dari alam, bagaimana Allah mengatur alam semesta ini. Anak seperti bibit yang kita masukkan ke dalam tanah. Tentu tanahnya juga harus baik dan digemburkan agar kondsif untuk tumbuh berkembang. Kita sebagai orang tua, teman2, saudara2 adalah lingkungan anak. Kalau tanah harus subur, kitapun juga perlu pandai, belajar dan berilmu membaca banyak hal2 yang bermanfaat tentang pendiikan anak. Jauhi dari rumput dan serangga yang membahayakan -dmikian juga anak. demikian seterusnya. Natural juga dalam arti, melihat kesiapan dan kondisi si anak. Saat kapan dia senang untuk diajak bermain dan belajar, tidak dapat dipaksakan begitu saja. Termasuk juga orang tua. Apabila ibu/bapak merasa capai sesaat, ya sudah mengaso dulu . Atau ada rasa cape karena anak kita rada bandel, ya sudah "mundur' dulu istirahat beberapa jam. Memohon bantuan Allah, karena Dialah yang memiliki anak kita bukan milik sepenuhnya kita. Termasuk juga disini menyadari keterbatasan2 kita. Dan dibawah usia 7 tahun, anak belajar dengan beramain -- maka ajak bermain sepuas2nya, buat eksperimen kecil2an bareng yg pas dengan usia dan jenis kelaminnya, orang tua ikut terlibat bemain bersama, bikin suasana menarik dan fun! Kembangan imajinasi dan bina karakter melalui bacaan2 buku yang bermutu baik yg dibacakan sebelum tidur..

Dengan menggunakan 2 prinsip diatas, insyaAllah proses mendidik dan mengasuh anak akan lebih rileks, tidak ngoyo dan bermutu- sehingga kita sebagai ibu/bapak lebih sabar , lebih tahan banting (" usus lebih panjang" )- bila gak berhasil sekali, break dulu, lalu coba lagi..hehe, dst teruss follow d flow... Ada prinsip ke-3 :

3. Setiap anak unik. Anak adalah anugerah Allah, yang sekaligus merupakan ujian bagi orang tua. Setiap anak membawa kecenderungan2 yang berbeda satu sama lainnya. Temui ke khas-an dan keunikkan anak kita masing, dan berespon yang pas untuk masing2. Bersikap adil - itu bukan berarti sikap sama untuk semua anak. Tapi lebih sikap yang pas disesuaikan dnegan masing2 keunikan anak kita. Misalnya ada anak yang cara OT membimbing belajarnya lebih baik dengan bercerita ( verbal), tapi cara verbal itu belum tentu pas buat anak kita yng lain, yang ternyata lebih suka dengan cara menggambar (visual). Ada anak yang dinasehati sedikit aja sudah mengerti dan patuh. Tapi ada anak yang harus agak tegas/firm baru efektif. Selain itu, Jangan pernah membandingkan satu anak dengan anak yang lain. Misalnya dnegan mengatakan : " Kamu kok gak seperti adik/kakakmu yang begitu rajin, bla..bla..bla..." Selain akan menimbulkan rasa rendah diri, dan perselisihan diantara mereka, juga tidak efektif dan bisa membahayakan. Anak2 bukan barang produksi yang spesifikasi kriterianya persis sama. Membanding2kan anak akan bisa menghambat anak untuk menemukan keunikan dan kekuatan serta potensi maksimalnya, yang bisa berbeda satu anak dnegan yang lainnya..

Gue bisa salah, tapi alhamdulillah it works so far..

Semoga berbagi yg sederhana ini bisa manfaat,

Salam cinta anak,
Maya

1 komentar:

LaMattana mengatakan...

materi yang menarik dan mendidik bagi para orang tua, juga bagi calon orang tua sehingga memiliki bekal mendidik anak kelak...

= mandom man =