20090104

Hasil simple survey (6) - LOVE : Cinta Allah, the ultimate.




"Keterangan tentang cinta, bukanlah cinta". Boleh jadi ini benar, karena bagaimana mungkin melukiskan segala sesuatu yg dirasakan dalam kalbu dan bukan hanya satu kalbu manusia, tetapi seluruh kalbu manusia.

Namun, “ Apa yang tidak dapat diraih seluruhnya, janganlah ditinggalkan seluruhnya”. Kalaupun cinta tidak dapat dilukiskan secara sempurna, tak mengapalah kita menyebutnya sebagian dari substansinya", sebagaimana diungkapkan oleh pera pencinta Allah

Cinta adalah dasar dan prinsip perjalanan menuju Allah. Dan dalam perjalanan itu ada peringkatnya – dimana semua dapat mengalami kehancuran, kecuali cinta. ( ** wow dahsyat**). Ia tidak bisa hancur dalam keadaan apapun selama jalan menuju Allah tetap ditelusuri. Begitu tulis sementara sufi.

Ketika ditanya tentang siapa yang wajar disebut pencinta Allah, Al Junaid menjawab :
“ Dia adalah orang yang tidak menoleh kepada dirinya lagi, selalu dalam hubungan intim dengan Tuhan melalui zikir, senantiasa menunaikan hak-hak-Nya, memandang kepada-Nya dengan mata hati, terbakar hatinya oleh sinar hakikat Ilahi, mereguk minuman dari gelas cinta kasih-Nya. Tabirpun terbuka baginya sehingga Sang Mahakuasa muncul dari tirai-tirai gaib-NYa. Maka, tatkala berucap, dengan Allah dia. Tatkala berbicara, demi Allah dia. Tatkala bergerak, atas perintah Allah dia. Tatkala diam, bersama Allah dia. Sungguh, dengan, demi, dan bersama Allah, selalu dia.

Cinta terhadap siapapun, bertingkat dan beragam. Ada cinta yang cepat perolehannya cepat pula layunya. Ada yang sebaliknya, lambat diperoleh dan lambat pula layunya. Ada juga yang cepat, tetapi lambat layunya, inipun ada yang sebaliknya. Yang terbaik adalah cinta yang cepat dan langgeng.

Cinta Allah memang tidak harus dipertentangkan dengan cinta kepada dunia dengan segala kemegahannya. Bisa saja seseorang tetap taat kepada Allah atau cinta kepada-Nya dan pada saat yang sama dia berusaha sekuat tenaga untuk meraih sebanyak mungkin gemerlap duniawi. Sebab, mencintai yang ini pun merupakan naluri manusia.

"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita ( dan pria-pria), anak-anak lelaki ( dan anak-anak perempuan), harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binantang-binantang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup duniawi; dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik ( surge dan kenikmatan hidup ukhrawi)" (QS Ali ‘Imran (3):14)

Adapun tentang cinta Allah kepada hamba-Nya, pakar2 Al-Qur’an dan Sunnah memahami makna cinta Allah sebagai limpahan kebajikan dan anugerah-Nya. Anugerah Allah tidak terbatas. Karena itu, limpahan karunia-Nyapun tidak terbatas. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui Abu Hurairah dikemukakan bahwa Allah swt, berfirman,

“ Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka telah Kuumumkan perang atasnya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu, lebih Kusukai daripada melakukan apa yang Kufardukan. Seseorang yang berusaha terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, pada akhirnya Aku mencintainya, dan kalau Aku mencintainya, menjadilah Aku pendengarannya yang dengannya dia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat, menjadi tangannya yang dengannya dia bertindak, serta menjadi kakinya yang dengannya dia melangkah. Apabila dia bermohon kepada-Ku akan Kukabulkan, dan bila dia meminta perlindungan, pasti Kulindungi.” ( ** Subhannallah….tears…tears….sujud syukur **)

Dalam Al-Qur’an, jelas dikatakan “ Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yg mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah (QS Al-Maidah (5):55). Di tempat lain dinyatakan-Nya, “ Katakanlah ( wahai Muhamad), kalau kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah mencintai kamu…” (QS Ali Imran (3):31)

Yang menarik, dalam Al-Quran ditemukan 18 kali Allah menyatakan secara tegas cinta-Nya kepada hamba-hamba-Nya :

5 kali terhadap Al-Muhsinin ( orang2 yg berbuat baik terhadap yang pernah melukai hatinya)
3 kali masing2 terhadap Al-Muttaqin ( orang2 yg bertakwa); Al-Muqsithin ( orang2 yg adil);
2 kali masing2 terhadap Al-Muthahhirin ( orang2 yg menyucikan jiwa raganya), dan Al-Mutawakkilin ( orang2 yg berserah diri kepadaNya)
1 kali masing2 terhadap At-tawwabin, shaffan wahidan dan Al –Shabirin

Kalau rumus tentang cinta adalah : “ Siapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan banyak menyebutnya,” maka ini berarti yang paling dicintai Allah adalah Al-Muhsinin, yakni mereka yang berbuat baik terhadap orang yang berbuat jahat kepadanya, dan atau berbuat lebih baik terhadap orang yang berbuat baik kepadanya.

@ Source : Secercah Cahaya Ilahi. M. Quraish Shihab. 2007

Semoga kita semua meraih cinta Allah, yakni dapat mencintai dan dicintai. Amin.

Semoga manfaat,

Salam cinta Allah,
Maya

Tidak ada komentar: