20090101

Meluruskan HIDUP lewat NIAT


**Wuiih judulnya beraatt.. ( hhehee....judulnya aja gaya hehe...tapi kalo dibaca gak berat2 amat koq hehe)**

Gini, Masih suasana tahun baru, baik Muharam maupun Masehi – buat gue yang gak kalah pentingnya adalah mencoba melihat hidup kita sampai hari ini, untuk kembali “meluruskan” yg kurang bener dalam hidup gue (kita) so far…

Jadilah gue inget ada salah satu artikel simple tapi pas pernah gue baca—yg ngingatin gue apa makna hidup itu dan gimana “ngelurus-innya”… ( wuiiihhh kesannya beraat dan dalaaammm hehe…). Walau ada kutipan Al-Quran, siapapun terlepas dari latar belakang agamanya - menurut gue dapat mengambil inti pembelajaran dan hikmah dari artikel ini yg sangat relevan dan manfaat utk ngebantu ngelurusin niat kita dlm hidup…at least buat gue! hehe

Judulnya : Hidup adalah Ibadah ( Arbaiyah Satriani, Republika 30 De 2008)

Sebelum dilahirkan ke dunia, manusia membuat perjanjian dengan Allah SWT ( **wooow….**) yang menciptakannya bahwa ia akan hidup di dunia dan mengabdi kepada-Nya. Ia bersedia memegang amanah sebagai khalifah di muka bumi. Namun, banyak manusia yang lupa akan ikrar tersebut dan berjalan jauh dari tuntunan-Nya ( ** Ya Rabb ampuni hamba..**). Padahal, Allah SWT telah mengingatkan manusia dalam Al-Qur’an mengenai tujuan penciptaan manusia. “ Dan, aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku " (QS Adzdzaariyat 51:56)

Apakah itu berarti kita harus beribadah sepanjang hari, sepanjang waktu, setiap detik yang kita lalui? Ya tentu saja. Karena, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan kita kelak. Demikian berharganya waktu, Allah SWT pun bersumpah demi waktu. “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran "(QS Al Ashr (103):1-3)

Meski begitu, tidak berarti kita harus shalat terus- menerus sepanjang waktu, puasa tanpa berbuka, atau membaca dan menghapal Al-Quran sepanjang hari atau beribadah ritual lainnya setiap saat. Karena, ibadah tak hanya diartikan sebagai kegiatan ritual semata, tapi juga kegiatan sosial dan muamalah. Kita bekerja, berdagang, belajar, memasak, mencuci piring, bahkan mandi setiap hari juga sebagai ibadah jika memang diniatkan demikian. Bukanlah segala perbuatan akan dinilai oleh Allah SWT bergantung pada niatnya? ( *** hmmm kunci segala kunci adalah satu : niat, berarti semua aktifitas di hidup gue harus gue luruskan niat yaitu hanya satu : untuk Allah **)

Mengapa kegiatan-kegiatan yang berorientasi kehidupan dunia disebut ibadah? Karena, demikianlah Allah memerintahkan, hidup manusia haruslah seimbang ( ** naah ini salah satu chaalengeee utama dalam hidup gue hehe….**). Allah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat. Allah juga menuruh manusia untuk menikah dan berketurunan. Dia memberikan tuntunan bagi manusia unutk bermuamalah dengan sesama manusia, baik orang tua, anak, tetangga, maupun fakir miskin. Semua tuntutan itu sudah lengkap dalam Al-Qur’an.

Karena itu, umat Islam hendaknya senantiasa menyelaraskan kehidupan duniawinya dengan kebutuhan hidup akhiratnya agar ia menjadi orang yang beruntung. Tak hanya di dunia, tetapi yg lebih penting lagi di kampung akhirat, tempat kembali yg kekal bagi setiap manusia. Wallahu a’lambishawab


Semoga bisa jadi refreshment dan manfaat.

Salam meluruskan niat,
Maya

Tidak ada komentar: