20081217

Anak Adalah Titipan-Nya


Anak-anakmu bukanlah milikmu
Mereka adalah putra-putri kehidupan
yang mendambakan kehidupannya sendiri

Mereka datang melalui kamu
tapi tidak darimu
Dan meskipun mereka bersama kamu
namun bukanlah milikmu

Kamu bisa memberikan cintamu
namun tidak kehendakmu

Kamu bisa memberikan rumah bagi raga mereka
namun tidak bagi jiwa mereka
karena jiwa mereka ada di masa depan
yang tidak bisa kamu capai meskipun dalam mimpi

Kamu bisa mengikuti dunia mereka
tapi jangan harap mereka bisa mengikuti duniamu
karena dunia ini tidaklah mundur
dan tidak pula berhenti

Kamu ibarat busur
dan anak-anakmu meluncur seperti anak panah

Sang pemanah berupaya sekuat tenaga
membidik sasaran yang sangat jauh
agar anak panah bisa melesat tepat

Anak panah-pun meninggalkan busur yang
tetap berada di genggaman

Sang pemanah memandang anak panah
yang melesat
dan bangga melihat anak panah yang tetap
pada kodratnya

(Sentuhan Kalbu @ 2007)


5 komentar:

Unknown mengatakan...

Setahun lalu saya dititipi mobil oleh tetangga. Saya benar2 merasa takut kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada mobil tersebut. Sampai-sampai saya memasukkan mobil tetangga itu ke dalam garasi dan menyimpan mobil saya di luar. Saya mengurus mobil titipan tersebut seperti mobil saya sendiri. Saya malah berusaha untuk membuat mobil tetangga itu nampak lebih kinclong ketika dikembalikan.

Setelah membaca posting ANAK ADALAH TITIPAN NYA ini saya jadi tercenung. Sudahkah saya memperlakukan anak2 saya sebagai titipan Allah yang selayaknya dijaga, dikembangkan dan di arahkan sehingga menjadi kinclong ketika dikembalikan pada NYA kelak?

Jangan-jangan saya malah lebih mementingkan titipan tetangga dibanding titipan Allah?

Ini baru soal anak. Bagaimana titipan NYA yang lain seperti: ilmu? Harta? Kesehatan? Akal? Kesempurnaan fisik?

Astagfirullahal Adziem. Ampuni kelalaian hamba MU yang penuh dosa dan khilaf ini ya Allah..

Terimakasih untuk posting yang mencerahkan ini Bumay..

PDP Watch Indonesia mengatakan...

Memang kadang sulit untuk memaknai kata titipan. Padahal saat menjelang ajal, pastilah titipan itu nggak ada yg ikut.
Adakah cara untuk memaknai titipan dengan sebenarnya? Apakah dengan merawat, atau apa?
LQ

Unknown mengatakan...

bu Maya,
apakah syair ini bukan syair yang ditulis oleh Kahlil Gibran ?

Maya Soeharto mengatakan...

Makasih Nathan, analogi dalam cerita anda simpe tapi mendasar tuh. Emang tidak mudah dalam pelaksanaannya, tapi bukan berarti ga' bisa khan. Wong kita sudah dianugerahi dan dibekali akal dan hati oleh Yang Maha Pencipta, ya ga?

Soal cara mas LQ, terus terang sy gak tahu persis yg sebenar2nya. Namun selama ini yg saya coba lakukan adalah 1. bertanya pada diri sendiri: Anak titipan siapa? jawabannya: Tuhan. 2. Lalu cara penerapan utk menjaga amanah? Mengikuti cara yg diinginkan Tuhan :(sy yg Islam) sesuai ajaran2Agama Islam dan sunnah Rasul. Dlm ajaran agama kita ada itu tata cara bagaimana mendidik anak, menyayangi anak - cukup jelas dan detil-- plus ilmu psikologiku yg cuma sebeginilah, dan hatiku yg emang cinta dengan yg namanya anak2.. Digabung begitu, Yach sy masih perlu banyak belajar lah mas, terutama agar pelaksanaanya terus konsisten/istiqomah. Gitu mas LQ....apa dicopy gitu ganti.. Rojerr?..hehehe.

Untuk pakcik, saya pernah baca bbrp buku Khalil Gibran tp kok ga' ingat ada tulisan/ puisi yg ini ya? Spt yg sya tulis di bgn bawah artikel tsb, saya dapatnya dari Sentuhan Kalbu@ 2007 - tidak tertulis persis penulis puisinya. Pakcik ada mau share?

Makasih banyak buat semua, saya tunggu komentar teman2 berikutnya untuk kita belajar bersama. wassalam,
Maya

BennyXL mengatakan...

Sebelum punya anak saya bersyukur sudah mendapatkan wejangan dari ibu Maya mengenai value2 yang harus dipahami untuk menjadi orang tua yang baik. Sekarang saya sudah dikaruniai seorang putri (Baca:Malaikat kecil) and through her I saw miracle every day. Ketika saya ingin mengimplentasikan value2 tersebut, saya terbentur pada kondisi gimana caranya saya menyayangi dan mencintainya tanpa harus membuatnya manja, bagaimana membelikan sesuatu untuknya tanpa harus mengajarinya boros, bagaimana melarangnya melakukan hal2 yang berbahaya tanpa harus menyentilnya, dll. Untuk ini saya yakin ibu Maya pasti punya resepnya. Best Regards.