20081207

Ayah Teladanku

Ayahku…
Engkau telah mendahului kami semua…
Berpulang menghadap Sang Pencipta
Masih terngiang …
panggilan adzan sholat jum’at itu ditelingaku...
Hari dua puluh tiga bulan Ramadhan yang teramat mulia.

Bercampur aduk rasa di dadaku yang semakin terasa penuh...
Berbalut kesedihan yang teramat sangat...
Berbaur dengan rasa syukur yang tak terkatakan,
Atas Rahmat Illahi
memperkenankan kami semua yang Ayah sayangi
bersama berkumpul di sisimu, mendampingimu...
menjelang detik-detik...
yang tak akan pernah terlupakan itu...
Dengan penuh doa, keikhlasan dan kasih sayang ...
Mengantarkan Ayah tercinta
perlahan pergi........dengan tenang dan senyuman

Betapa indah kehidupan bersamamu, Ayah...
Masa terasa singkat sekali...
Bayanganmu, suara lembutmu dan keberadaanmu...
tidak bisa lepas dari ingatanku...
Masih sangat menyesak di dadaku ...gemetar sekujur tubuhku,
dan air mata ini lagi-lagi mengalir dipipiku tanpa terasa...

Hati piluku bertanya :
”Akankah kau tetap hadir, temani aku disetiap langkahku...?”

Kami ikhlas, dengan kepergianmu Ayah...
Kami ikhlas, karena aku yakin sekarang engkau tidak sakit lagi...
Aku yakin Ayah senang dan bahagia di sana, berjumpa Sang Kekasih...
Wajahmu yang tampan, tampak bersih bercahaya...begitu tenang,
dan damai, dengan senyuman...yang tak pernah lepas dari bibirmu,
kala engkau berkunjung mengisi kerinduanku...
Ah Ayah, aku hanya kangen...
Kangen...
dengan segala yang aku rasakan bersamamu selama ini...

Tidak...
Tidak mungkin aku bisa sehebat Ayah dalam berkarya
Tidak mungkin aku bisa menjadi Insinyur, Arsitek, Guru,
Penulis sekaligus dokter...
Tidak mungkin aku bisa lompat kelas sekaligus dua kali,
meraih bermacam predikat teladan,
punya kapasitas memori otak yg begitu besarnya,
layaknya ”Perpustakaan Sejarah” berjalan... Subhannallah...
Aku memang gemar belajar, tapi aku tak mungkin bisa sehebat Ayah...
Bagaimana mungkin menyamai Ayah,
sekarang saja aku banyak lupa dari ingatnya.
Tidak akan mungkin...

Mereka beranggapan Ayah itu serius,
formal, serba teratur-terencana, sedikit berbicara,
emosi terkontrol dan sangat rasional...
yang bisa membuat mereka segan untuk mendekat...

Namun aku tidak terkecoh...
Engkau selalu mengetahui dan bisa merasakan
kegalauan hatiku...
Hadir persis saat aku membutuhkanmu...
Hatimu begitu dalam, penuh rahmat dan kasih sayang,
serta perhatian yang tulus, pada setiap orang...

Ayah, tempat kami bertanya, menggali wawasan,
mencari nasehat dan solusi yg bijak dalam kehidupan...
Teman diskusi yg setia...perihal apa saja, kemanusiaan hingga politik...
Bahkan sekedar adu argumentasi pepesan kosong...

Geli campur haru, kubuka tulisan humormu...
di buletin SMP Bojonegoro kesayanganmu: ”Caraka Mitra” ...
Terbesit perasaan menyesal,
kenapa tidak sedari dulu aku baca dengan lebih teliti
goresan-goresan tintamu...
Pasti engkau akan tambah senang...

Terbayang...tradisi acara makan kita yg kerap keterusan ’tak berakhir
gara-gara guyonan kita yg ”campur-aduk-gak jelas”itu...Asik nan seru,
layaknya para pemimpin dunia sedang ber”Konferensi Meja Bundar”...
di meja makan keluarga, yang memang bundar itu...
Diiringi gaya telmi Ayah yang khas,
membuat kita semua geli terpingkal-pingkal...
Tak ketinggalan,
guyonan tembak ” dor-dor”-nya....yang begitu orisinal, dan
sapaan canda ” Good Morning” ala Opa yg medok ’tuk cucu-cucu...
membuat kami semua kangen yg tak tertahan...

Bila melihat masa silam,
Hari demi hari dijalani..., sedikit demi sedikit dikumpulkan...,
dari satu daerah ke daerah lain ditugaskan...,
Semua engkau jalani...penuh tanggungjawab,dedikasi dan keikhlasan...
Demi rasa cintamu yg begitu nyata dan mendalam pada kami semua...

Apa yang telah aku capai saat ini,
Perwujudan hasil didikan, tempa-an, dan bimbinganmu, Ayah
.........Te.ri.ma.ka.sih..., Papa tersayang...
Sekuat apapun aku, tak akan pernah bisa membalas jasamu...

Hanya kepada Allah SWT aku sujud untuk bersyukur,
Betapa bangga dan beruntungnya aku, memiliki ayah seperti Papa...
Betapa bangga dan beruntungnya aku, memiliki ibu seperti Mama...

Banyak bekal tak ternilai yang telah aku peroleh darimu Ayah,

Ilmu, pendidikan, agama, nasehat dan pesan bijakmu...
Perjuangan, kesabaran, kegigihan, kerja keras dalam bekerja...
agar mampu berdiri di atas kaki sendiri,
dan tidak menjadi beban orang lain.
Tegas, mandiri dan fokus dlm menangani tiap masalah yg datang...

Perhatian, tanggung jawab dan pengabdian total pada keluarga...
Ketegaran, ketenangan, ...dan jiwa kokoh tahan banting,
dalam menghadapi berbagai rupa ujian, serta
derasnya ombak kehidupan...

Api semangatmu...untuk terus belajar dan berkarya,
selalu menyala... menggelora, ...tidak meredup sedetikpun,
hingga akhir hayat...
Tidak banyak bicara...,
Lebih banyak bertindak dan berupaya,
untuk terus memberi manfaat nyata yang seluas-luasnya, bagi
masyarakat dan orang banyak...

Selalu cermat, hati-hati dan sederhana dalam segala hal,
tidak boros dalam kehidupan...tidak besar pasak daripada tiang.
Hidup hemat dan bersyukur... jangan berhutang,
Belajar hidup apa adanya...

Rajin menjaga kesehatan, tetap langsing, serasi, pintar...dan,
cantik luar dalam...Hidupkan humor dlm rumah dan keluarga, rileks,
tidak ngoyo, olah raga teratur, sehingga seimbang jiwa dan raga...

Sikap yang santun, ikhlas dan rendah hati...
Begitu simpel, membumi serta tulus...

Semuanya untuk menjalani kehidupan,
yang sesuai ajaran agama Islam dan sunah Rosul

Engkau pemimpin sejati,
yang begitu berani, konsisten dan disiplin
dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran...

Membuat engkau menjadi teladan
sekaligus panutan nyata, bagi kami semua,
anak-anak dan cucu-cucu...

Ya Allah,

Bimbinglah aku untuk mencoba, semampuku...,
meneruskan jejak Ayah tercinta...
Jadikanlah bekal teladan yang aku peroleh
jadi manfaat dan berkah, dunia akhirat...
Kiranya dapat diteruskan menjadi bekal teladan
anak cucu kami seterusnya...
Sehingga kehadiran Papa akan selalu terasa,
disetiap langkah, setiap saat, setiap detik, sepanjang masa,
bagi kami semua...
Yang sesungguhnya tidak pernah engkau tinggalkan, Ayah...

Jakarta, October 19, 2007.
Penuh doa dan cium sayang,
Maya Soeharto.


Tidak ada komentar: