20081208

KISAH Juragan Beras


(Keluar Dari Kemelut Hidup, from Ustadz Yusuf Mansur. 2008 -- Thanks to my friend Nathan who has contributed to this article)

##Sebut saja namanya Ridwan. Suatu hari Ridwan pun memutuskan untuk menjual rumahnya. Namun betapapun rumahnya ini dijual hanya bisa memmbayar separuh dari hutangnya. Belum menyelesaikan masalahnya. Tapi yah, siapa sih yang kepengen terjerat dengan hutang? Tidak ada. Siapa pun yang berhutang, pengen lepas dari hutangnya meski hanya satu hari.

##Ridwan beruntung dalam urusan jual rumahnya. Ia sudah punya calon pembeli, dan itupun dengan harga normal. Ia hanya perlu memutuskan jual, kemudian rumahnya itu dibeli. Dan pagi itu, Ridwan memutuskan menjual. Ditelponlah oleh dia calon pemberli rumahnya tersebut. Dan dia disuruh datang. “Pak Ridwan datang dulu ya kemari. Kita ngobrol dulu dikit sebelum transaksi.” Begitu kata calon pembeli.

##Berangkatlah Ridwan ke tempat si calon pembeli.
“Jadi gitu Pak. Gimana?Kalo iya, ambil uang ini.”
Ridwan bingung. Sebab ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Ia berharap, rumah tersebut dibayar tunai. Ia sudah kadung janji sama orang yang dia punya hutang, untuk membayar dalam waktu 1-2 hari ini. Dan ini pun sesuai dengan kalimat calon pembeli rumahnya yang meyakinkan bilang bahwa dia akan membeli rumahnya itu. Memang sih tetap dibeli, tapi ya itu tadi, Ridwan tidak tahu bahwa calon pembelinya itu hari itu hanya menyediakan DP Rp 15 juta. Ia dijanjikan baru akan dilunasi satu bulan lagi.
“Benar ya Pak, sebulan lagi?” tanya Ridwan yang dijawab iya oleh pembeli rumahnya. Selama belum lunas, Ridwan tetap berada di rumah tersebut.
##Ridwan akhirnya menerima bayaran DP tersebut. Dia pikir, lumayanlah. Kalau yang nagih hutang datang, ya uang ini akan ia kasihkan saja, sambil dijanjikan lagi bulan depan, persis seperti yang dijanjikan pembeli rumahnya.
##Setelah uang di tangan, Ridwan pulang. Begitu pulang. Di rumahnya sudah ada orang yang nunggu dia. Bukan penagih hutang, tapi orang yang mengadukan kesulitannya. Orang ini meminta bantuan Ridwan untuk meminjaminya uang Rp. 10 juta. Untuk biaya operasi isterinya. Ridwan kemudian begitu saja tergerak hatinya dan memberikan uang 10 juta tersebut kepada orang itu.
##Setelah orang itu pulang, sempat muncul rasa sesal di hati. Tapi Ridwan kemudian menepis, sambil berharap bahwa Allah menolong dirinya. Ia tahu bahwa Allah akan menolong siapapun dari hamba Nya yang mau menolong hamba Nya yang lain.
##Alhamdulillah, sungguh beruntung orang-orang yang memang mau tergerak mau membantu orang lain. Apalagi kalau itu dilakukan pada saat dirinya sendiri susah. Tentu ini perbuatan yang tidak mudah dilakukan, dan karenanya sangat mulialah perbuatan ini. Ketika Ridwan melakukan ini, Ridwan kemudian mendapatkan keajaiban pertolongan Allah.
##Malam, sepulangnya tamu yang minjam uang tersebut, Ridwan kedatangan tamu. Tamunya ini adalah orang kaya di kampungnya. Dan tamunya ini bercerita bahwa dia sedang mencari mitra baru untuk dagang beras, sebab dia lagi punya stok beras yang sangat banyak. Ridwan ditawari untuk kerjasama. Ridwan enteng menyanggupi, dengan syarat, dia mau jual semurah-murahnya. Jangan sama dengan harga di pasar. Dan Ridwan hanya mau jual beras di rumahnya. Alasannya, kalau di pasar saingannya banyak. Rumah Ridwan memang agak luas. Dia punya garasi yang bisa dijadikan gudang beras yang cukup besar.
##Ridwan akhirnya berdagang beras tersebut. Sementara itu, Ridwan deg-degan sebab penagih hutangnya tumbenan malah tidak menelepon. Dia mau mendahului telepon, tidak berani. Yah akhirnya dia fokus ke dagangannya.
Tidak disangka, karena Ridwan menjual beras dengan harga lebih murah dari yang dijual di pasar, dengan syarat beli sejumlah minimal sekian kilo, dagangan berasnya laris manis. Bahkan warung-warung besar di kampungnya, dan di kampung-kampung sebelah, yang menjual beras, ikut menjadi langganannya.
##Subhanallah, roda bisnis Ridwan berputar. Dan Ridwan berjualan sesuatu yang tidak pernah dia pikir sebelumnya. Memang Allah sangat bisa menyediakan jalan rizki dari jalan yang tidak diduga para hamba NYA.
##Setelah jalan sebulan, Ridwan kemudian mendapat telpon dari yang nagih hutang. Orang ini bilang, “Pak, saya sengaja tidak menelpon Bapak dulu, sekalian ngasih kesempatan buat Bapak untuk mencari uang. Sekarang saya dengar, Bapak sudah dagang. Bisa dong sekarang bayar?”
Ridwan kemudian berinisiatif datang kepada orang tersebut, dan mengambil jalan musyawarah. Kemudian disepakati bahwa Ridwan mulai mengangsur sekian juta rupiah sebulan. Alhamdulillah, satu masalah selesai. Meskipun hutangnya belum lunas benar, tapi Ridwan sudah bernafas lega. Sebab dia mendapat kemudahan pembayaran dan perpanjangan waktu. Si penagih hutang itu juga menerima sebab dia melihat kesungguhan Ridwan dan kenyataan bahwa Ridwan memang sedang berusaha. Usaha dagang beras.
##Begitu pulang dari musyawarah, Ridwan mendapat telpon dari pembeli rumahnya! “Masya Allah, saya koq bisa lupa bahwa rumah ini sudah dibeli!” Ridwan menepok jidatnya. Ridwan agak menyesal, kenapa ia terburu-buru menjual rumahnya. Sekarang rumahnya ini sudah dikenal orang. Sebagai rumah grosir beras. Kalau ia jual, tentu saja akan menjadi kendala buat para pelanggannya. Sambil pelan-pelan angkat telpon, Ridwan berniat bilang bahwa kalau bisa ia batalkan saja penjualan rumahnya, dan DP yang dulu sudah diberikan kepadanya mau dikembalikan. Tanpa dinyana, si pembeli rumahnya dulu malah bilang bahwa dia tidak jadi membeli rumah Ridwan. “Uang saya tidak cukup,” begitu katanya. Si pembeli rumahnya itu kemudian bilang, bahwa andai DP may dipotong juga ga apa-apa. Sebab dia ternyata punya kebutuhan yang lebih urgent daripada urusan membeli rumah.
##Masya Allah, mau menangis rasanya Ridwan. Satu bulan ini dia mendapatkan banyak keajaiban. Dia berpikir, bahwa mungkin memberi bantuan kepada yang minjam uang tempo hari itulah salah satu yang menyebabkan dia mendapatkan keajaiban pertolongan Allah.
##Saudaraku sekalian, hidup ini akan betul-betul berputar. Jangan putus asa. Akan ada banyak keajaiban Allah. Asal kita pantang menyerah, mau berusaha, dan kemudian mendekati Allah. Jalannya bisa dengan memperbaiki diri, dan juga dengan membantu orang lain yang lebih susah ketika kita susah.
##Saudaraku, memang kita susah, tapi pasti ada yang lebih susah. Kita menderita, mungkin. Tapi pasti ada yang lebih menderita. Nah, kepada mereka yang lebih susah, lebih menderita inilah kita disuruh Allah berbagi. Sebab ikhtiar biasa saja tidak cukup. Untuk mendapatkan keajaiban pertolongan Allah, kita memang harus banyak-banyak membantu sesama.


Semoga memberikan inspirasi dan manfaat bagi kita semua



Salam giat sedekah,
Maya

1 komentar:

Lintang Setyawan mengatakan...

Artikel yang sangat berguna bagi para kawula muda. Btw, post updatenya dunk agar lebih seru.